Sebelum berpendapat dan menanggapi, baca dahulu tulisan tentang LGBT (lesbian, gay, biskes, transgender) berikut. Tulisan ini dibuat oleh mahasiswa psikologi yang kuliah pada th 2013.
-----------------------
Dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas
hidup yang tidak menyimpang. Hal ini dilakukan, agar kita sebagai
manusia dapat diterima di lingkungan sosial. Salah satunya seperti
menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas krusial
yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai perempuan
atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan salah satu
faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup,
manusia dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita
kenakan dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu sama lain, dan di
mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Keempat
hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita
berada. Karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi
yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
Di lingkungan
masyarakat, manusia selalu diikuti oleh keberadan status sosial yang
dikenal masyarakat sebagai "Gaya Hidup". Seiring dengan perkembangan
zaman gaya hidup yang dimunculkan seringkali tidak biasa atau terlihat
menyimpang. Belakangan ini muncul wacana pasangan sejenis yang menarik
perhatian di masyarakat. Sejumlah orang terang-terangan mempublikasikan
diri sebagai kaum homoseksual di kota-kota besar seperti Surabaya,
Jakarta, Makassar dan Yogyakarta. Mereka pun akhirnya bertemu dan
membentuk suatu komunitas.
Lesbian merupakan salah satu
orientasi seksual terhadap sesama jenis (wanita), sedangkan gay adalah
orientasi seksual terhadap sesama jenis (laki-laki). Tapi kenyataan di
masyarakat, bahwa komunitas gay masih lebih terang-terangan dibandingkan
dengan komunitas lesbian.
Di Indonesia sendiri komunitas Gay
dan Lesbian sedikit banyak belum bisa diterima di masyarakat. Tidak
sedikit masyarakat berpandangan miring, benci, kotor, serta jijik bahkan
ada yang mengucilkan dan menjauhi mereka. Tetapi di samping itu
terdapat juga masyarakat yang justru pro terhadap komunitas ini.
Munculnya LSM serta situs khusus untuk komunitas lesbian dan gay
merupakan bukti dukungan dari sejumlah masyarakat. Karena menurut mereka
kaum homoseksual memiliki Hak Asasi Manusia yang patut dilindungi.
Organisasi ini menangani kehidupan para homoseksual untuk diberikan
keterampilan serta informasi mengenai gaya hidup mereka.
Salah
satu bentuk pengaplikasian dari kondisi komunitas ini adalah dengan
terbentuknya beberapa LSM seperti Swara Srikandi di Jakarta, LGBT Gaya
Nusantara, LGBT Arus Pelangi, dan Lentera Sahaja juga Indonesian Gay
Society di Yogyakarta. Di samping itu juga muncul sarana chatting dan
facebook yang dijadikan ruang untuk saling mengetahui dan mengenal.
Sarana ini digunakan sebagai media berbagi cerita dan tentu saja menjadi
ajang pencarian pasangan. Bukti-bukti di atas merupakan salah satu
contoh berkembangnya komunitas homoseksual di masa kini.
Hasil
survey YKPN menunjukan bahwa ada sekitar 4000-5000 penyuka sesama jenis
di Jakarta. Gaya Nusantara memperkirakan ada 260.000 dari 6 Juta
penduduk Jawa Timur adalah Homo. Kaum gay yang tercatat sebagai member
komunitas gay di Indonesia terdapat 76.288. Sedangkan Oetomo
memperkirakan secara Nasional, terdapat 1% jumlah komunitas Homoseksual
di Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa contoh orang-orang
yang berani mempublikasikan dirinya gay dikhalayak umum seperti Oetomo
yang merupakan presiden Gay di Indonesia, Samuel Wattimena merupakan
seorang designer terkenal yang membuat pengakuan sebagai gay di Kompas
edisi 18 Maret 2001, dan Jupiter Fourtissimo merupakan seorang aktor
yang membuat pernyataan langsung diacara Silet 24 Januari 2008.
Lesbian sendiri mempunyai dua tipe yang dibedakan oleh Jones dan Hesnard (dalam
Beauvoir,
2003), yaitu Butch dan Femme. Butch adalah perempuan maskulin yang
berhasrat meniru laki- laki(tipe ini mengambil peran sebagai laki-laki
dalam hubungan lesbiannya). Femme adalahseorang feminin yang takut
terhadap laki-laki (tipe ini mengambil peran wanita dalam hubungan
lesbiannya).
Sedangkan Gay mempunyai dua tipe juga yaitu Top
dan Bot. Top adalah laki-laki yang berpenampilan rapi dan macho (tipe
yang mengambil peran sebagai laki-laki dalam hubungan gaynya). Bot
adalah laki-laki yang feminin (tipe yang mengambil peran sebagai wanita
dalam hubungan gaynya).
Banyaknya faktor yang mempengaruhi timbulnya kaum Homoseksual sendiri timbul dari faktor keluarga dan faktor lingkungan.
Biasanya faktor keluarga lebih menjerumus pada kurangnya peran orang
tua pada anak atau kasus perceraian, kekerasan,bahkan penganiayaan dalam
rumah tangga. Akibatnya, seorang anak bisa mengalami trauma. Traumatik
yang parah sering ditimbulkan karena peristiwa masa lalu seorang anak.
Seperti contohnya, bisa dikaitkan pada perilaku penganiayaan orang tua
pada anak atau kasus pemerkosaan ayah terhadap anak perempuannya. Faktor
ini biasanya menyebabkan sang anak menjadi takut untuk berinteraksi
dengan lawan jenis. Selain itu, faktor lingkungan di mana seseorang
merasa nyaman dan lebih tertarik dengan sesama jenisnya daripada lawan
jenisnya.
Berkaca dari pengalaman, kita dapat melakukan
pencegahan dengan melakukan rehabilitasi atau pengarahan kepada
komunitas homoseksual ini. Di samping itu, sebaiknya kita sebagai sesama
manusia seharusnya memberikan dukungan moral untuk membantu mereka
mengatasi masalah ini. Peran orang tua dalam mendidik anak agar tidak
terjadi penyimpangan transgender pun juga dibutuhkan.
Maraknya
perkembangan kaum homoseksual di Indonesia ini masih banyak menimbulkan
berbagai macam pendapat dan spekulasi yang berbeda-beda di masyarakat
atau di kalangan kaum homoseksual itu sendiri. Bagaimana dengan beberapa
tahun ke depan ya ?
Ditulis oleh : Laily Andini
Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
sumber: http://www.kompasiana.com/penapsikologi/maraknya-fenomena-lesbian-dan-gay-di-indonesia_552fd44f6ea83400468b456c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar